LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
PERCOBAAN IV
ALDEHID
DAN KETON
OLEH :
KELOMPOK I/A
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Senyawa
karbon merupakan senyawa yang kelimpahanya banyak dan beragam di alam
semesta.Aldehida dan keton merupakan kelompok senyawa organic yang mengandung
gugus karbonil yang memiliki persamaan dan perbedaan baik dari segi sifat-sifat
kimia, fisika dan kegunaan. Suatu aldehida memilki suatu gugus alkil atau aril
dari satu hydrogen yang terikat pada karbon karbonil dengan rumus RCHO, sedangkan dua gugus alkil atau aril yang
terikat pada karbon karbonil dengan rumus umum RCOR.
Aldehida dan keton umunya mengalami reaksi pada gugus
karbonil,oleh karena itu struktur dan sifat gugus karbonil diketahui terlebih
dahulu. Gugus karbonil terdiri dari sebuah atom karbon sp 2 yang di hubungkan
ke sebuah atom O oleh ikatan dan satu ikatan.Meskipun sama-sama merupakan
senyawa orgnik yang memiliki gugus C sp 2 yang tehubung dengan O namun dalam
penggunaan kedua senaywa ini berbeda.Senyawa aldehid memiliki gugus karbonil
yang mudah teroksida sedangkan keton tidak. Namun karena senyawa secara fisik
kedua larutan ini memiliki sifa yang sama, maka dilakukan pengujian untuk
aldehid dan keton dengan menggunakan uju tollens dan uji fehling A dan fehling
B.
Salah
satu cara sederhana untuk membedakan antara aldehid dan keton adalah berdasarkan reaksi oksidasi dan reduksi,
dimana keton tidak mudah dioksidasi (bukan tidak mungkin) dan aldhida dapat
dengan mudah doksidasi menjadi asam karbosilat. Garam permanganat dan dkromat
merupakan bahan pengoksida yang banyak dgunakan adalah Ag+ (pereaksi tollens) atau Cu+ (pereaksi fehling).
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari praktikum ini
adalah untuk mengidentifikasi aldehida dan keton dengan pereaksi-pereaksi
khusus yaitu pereaksi kimia.
1.2.2
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari pratikim ini
adalah sebagai berikut :
1. Menentukan
kelarutan aldehid an keton dalam air
2. Menentukan
perubahan warna pada percobaan KMNO4 (kalium permanganat)
3. Menentukan
reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi
4. Menimbulkan
reaksi aldehid dan keton dengan pereaksi
1.3
PRINSIP PERCOBAAN
Untuk mengetahui sifat aldehid dan
keton, disiapkan dua bubah tabung reaksi dimana tabung reaksi dimana tabung
reaksi 1 di isi dengan 0,5 ml formalin, dan tabung 2 di isi dengan 0,5 ml
aseton,di amati perbuahan warna dan baunya. Kemudian tiap tabung reaksi
ditambahkan ± 10 tetes aquadest dan
kocok. Selanjutnya dicatat hasil pengamatannya.
Pada uji kalium permanganat (KMNO4),
diambil larutan pada penentuan sifat aldehid dan keton, kemudian setiap tabung
ditambahkan 1-2 tetes KMNO4 0,1 N dan diamati perubahan warna.
Pada uji tollens disiapakan 2 buah
tabung reaksi, tiap tabung reaksi 1 ml AgNO3 0,1 N samapi terbentuk endapan,
dibuang cairan dan di sisahkan sisa endapan. Kemudian ditambahkan setetes demi
setetes demi setetes NH4OH 0,5 N samapi endapan terbentuk kembali, didalam
tabung reaksi ditambahkan 0,5 formalin tabung reaksi 2 ditambahkan aseton.
Selanjutnya dipanaskan beberapa saat dan diamati perubahan warna yang terjadi
serta dicatat hasil pengamatan.
Pada uji fehling , disiapkan 2 buah
tabung reaksi kemudian masing-masing di isi 1 ml fehling Adan 1 ml fehling B 1
ml dan kedalam tabung reaksi 1 ditambahkan 0,5 formalin. Tabung reaksi 2
ditambhakan 0,5 ml aseton lalu kocok. Selanjutnya dipanaskan beberapa menit dan
diamati perubahan warna yang terjadi serta dicata hasil pengamatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TEORI UMUM
Aldehid dan keton merupakan dua
gugus dari sekian banyak kelompok senyawa organic yang mengandung gugus
karbonil.Suatu keton menghasilkan dua gugus alkali yang terikat pada karbon
karbonilnya. Gugus lain dalam aldehida dapat berupa alkali, aril atau H.
Aldehida mempunyai bau khas yang membedakan umumnya aldehid berbau merangsang
san keton berbau harum. (Fesenden, 1986).
Aldehid merupakan senyawa organic
yang mengandung gugus CO namanya diturunkan dari asam yang terbentuk bila
senyawa dioksidan lebih lanjut.Aldehid diperoleh pada pngoksida sebagian
alcohol primer. Misalnya etil alcohol bila di oksidan menjadi asetaldehid yang
bila dioksida bai yang akan menjadi asam asetat. Aseton (dimetil keton)
CH3COOH3 merupakan zat cair tanpa warna yang mudah terbakar mempunyai bau rasa
yang khas, digunakan sebagai pelarut dalam industry dan dalam laboratorium.
(Amirudin,1993)
Aldehida dan keton mengandung gugus
karbonil C=O jika dua gugus ini menempel pada guguus karbonil adalah gugus
karbon, maka senaywa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari dua gugus
tersebut adalah hydrogen, maka senyawa tersebut adalah golongan
aldehid.Oksidasi alcohol sekunder menghasilkan keton. Oksidasi bertahap dari
etanol menjadi asetal dehida kemudian menjadi asam asetat yang di ilustrasi
degna model molekul.(Petrucci, 1987).
Walupun reasi edisi umum untuk
aldehida, hanya sejumlah terbatas dari keton yang dapat membentuk hasil sulfit
dalam jumlah yang berarti. Aldehida yang lebih tinggi berlaku hampir sama,
tergantung dari ukuran gugusan yang melekat, karena semua zat-zat ini
mempunyai lebih kesamaan gugus formalin
–CHO. Aseton bereaksi lambat dan kurang luas, tetapi perubahannya tetap
melempaui dari keadaan yang dapat diamati dari pencairan yang lebih tinggi.
Dalam deret keton, mempunyai gugus metal,reaksi berkurang. (Louis, 1964).
Lignin dapat dihidrolisasi
menggunakan nitrobensen atau kombinasi etanol dan asam hidroklorat yang
menghasilkan senaywa vanillin.Seringkali
aldehida pyroksibunzaldehid,alfa-etoksipropigualakon, gulaksilakton.
Vanilin metil keton pada hasil
penelitian ini dirolisasi secara kimiawi menghasilkan kenaikan monoksidasi.
Sampah 88% kandungan gula. Tetapi proses ini merupakan control positif dan
diharapkan tidak diterapkan secara luas karena menggunakan zata toksis asam
sulfat pekat dan encer. (Susilaningsih, 2008)
Senyawa aldehid keton dan ester
mengalami reaksi pada gugus karbonil, gugs karbonil bersifar polar dan memilki
orbital hibrida sp sehingga ketiga atom terikat pada atom karbon terletak pada
bidang datar dengan sudut ikatan 120 ͦ.
Ikatan rangkap karbon oksigen pada gugus karbon terdiri satu ikatan atau ikatan
2 dan satu ikatan ᴫ. Ikatan 2 adalah ikatan hasil tmpang kindin satu orbital sp
2 atom karbon dengan satu orbital p atom oksigen. Sedangkan atom ᴫ adalah hasil
tumpang kindin satu orbital sp2 atom karbon dengan satu orbital P atom
hydrogen. Dua orbital sp2 lainnya dari atom karbon digunakan untuk mengikat
atom lain. (Ketja, 2004)
Keton terikat dalam berbagai macam
reakasi-reaksi organic seperti contoh adalah adisi nukleofilik atatu reaksi
keton dengan nukleofilik menghasilkan senyawa adesi karbonil ketahedral reaksi
keton dengan leagen grigenated menghasilkan magnesium oksidasi dan setelahnya
alcohol tersier reaksi lebih jauh menghasilkan kental dan air.Ini adalah bagian
dari reaksi pelindung karbonil.Reaksi reor dengan natrium amida menghasikan
ppembelahan dengan pembentukan amida ReoH2 dan alkana RH.Reaksi ini dikenal
sebagai reaksi Haller Bauler (1909).Reaksi keton juga merupakan edisi
elekrofilik oleh resensi. Reaksi mol dengan halogen menghasilkan haleketon -2
adalah misalnya yang paling umum digunakan sebagai sumber antiksidan adalah 2. Tecopheral
bermanfaat untuk mencegah atau
menghambat antioksidasi dan lemak dan minyak. Reaksi pada karbon-2 keton dengan
air berat menghasilkan keton-d berdasarkan frogmentasi pada foto kima reaksi
Notish.(Pratiwi,et.al. 2006
II.2. URAIAN BAHAN
II.2.1
Air suling / Aquadest (FI Edisi III
1979 halaman 96)
Nama resmi :
Aqua destilata
Nama lain :
Air suling /aquades
RM/BM :
H2O / 18.02
Pemberian : cairan jernih, tidak berwarna, tidsk berbau, dan
tidak mempunyai warna
Kegunaan : Sebagai pelarut
II.2.2
Aseton (FI Edisi
IV 1995 halaman 27)
Nama resmi : Acetonum
Nama lain : Aseson
RM/BM : C3H6O/58,08
Pemerian :
Cairan transparan, tidak berwarna, mudah menguap, bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air,etanol, eter, dan
dengan klorofrm
Penyimpanan : Dalam wadah tertutp rapat, jauhkan dari api
Kegunaan : Sebagai pelarut
II.2.3
Fehling (FI Edis
III 1979 halaman 692)
Fehling A : CuSO4 dalam H2SO4
Fehling B : Kalium natrium katrat dalam NaOH
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
II.2.4
Formalin (FI Edisi III.1979 halaman 259)
Nama resmi : Formaldehida
Nama lain : Formalin
RM :
CH2O
Pemerian :
Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk,uapmerangsang selaput lendir, hidung dan tenggorokan jika
disimpan di tempat dingin dapat menjadi keruh.
Kelarutan : Dapat dicampur dengan iar dan dengan etanol
(9540)
Penyimpanan : Dalam wadahtertutup baik,terlindung dari cahaya sebaiknya pada suhu diatas 20%
II.2.5
Kalium permanganat (KMNO4) (FI Edisi IV.1995 halaman
480)
Nama resmi : Kalium permanganate
Nama lain : Kalium
permanganat
RM/BM : KMNO4/158,03
Pemerian :
Hablur,ungu tua, hampir tidak tampak oleh cahaya yang diteruskan dan berwarna biru metalik
mengkilap dan cahaya dipantulkan, kadang kadang disertai warnah merah,tembaga
tua stabil di udara
Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam air, air
mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
II.2.6
Perak Nitrat (FI
Edisi IV.1995 halaman 113)
Nama resmi : Argentis nitras
Nama lain : Perak nitrat
RM/BM : AgNO3/1167,07
Pemerian :
Hablur atau serbuk hablur putih.Tidak berbau menjadi gelap jika kena cahaya
dengan adanya zat organic, menjadi abu arau hitam ke abu-abuan. Ph lebih kurang
5,5.
Kelarutan :
Sangat mudah larut dalam air berlebih dalam air mendidih.Agak sukar larut dalam etanol mendidih sukar larut dalam
eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya.
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
II.2.7 NH4OH (FI
Edisi III.1979 halaman 86)
Nama resmi : AMONIA
Nama lain : Amonia
RM/BM : NH3/35,5
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,
menusuk kuat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai pereaksi
II.2.8
NaOH (Depkes.RI.1979 halaman 421)
Nama resmi : NATRII HIDROXYDUN
Nama lain : Natrium hidroksida
RM/BM : NaOH/40,00
Pemerian :Bentuk
batang butiran,masa hablur atu keping keras,putih,mudah meleleh basah kuat
alkalis dan korosit.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutp rapat.
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1
ALAT DAN BAHAN
III.1.1
ALAT
1. Botol
semprot
2. Cawan
3. Gegep
4. Kaca
arloji
5. Korek
api
6. Label
7. Lilin
8. Pipet
skala
9. Pipet
tetes
10. Rak
tabung
III.1.2
BAHAN
1. Aquadest
2. Aseton
3. AgNO3
(perak nitrat)
4. KMNO3
(kalium permanganat)
5. Formalin
6. NaoOH
7. NH4OH
8. Pereaksi
fhling A dan B
9. Tissue
III.2
CARA KERJA
ü Sifat
aldehida dan keton
1. Disiapkan
dua tabung reaksi
2. Tabung
satu di isi dengan 0,5 ml formalin dan tabung dua di isi 0,5 mlm aseton.
3. Diamati
perubahan warna dan baunya
4. Tiap
tabung reaksi ditambahkan setetes demi setetes aquadest (± 10 tetets) dan kocok
5. Dicatat
hasil pengamatan (larutan jangan dibuang)
ü Uji
fehling KMNO4 (Kalium permanganat)
1. Diambil
larutan A diatas
2. Tiap
tabung ditambahkan 1-2 tetes KMNO4 0,1 M
3. Diamati
perubahan warna yang terjadi
4. Di
catat hasil pengamatan
ü Uji
tolens
1. Di
siapkan 2 tabung reaksi
2. Tiap
tabung di isi 1 ml AgNO3 0,1 M sampai terbentuk endapan
3. Di
buang cairan dan sisakan endapan
4. Ditambahkan
setetes demi setetes NaOH 0,5 M endapan terbentuk larutan kembali
5. Ditambahkan
setetes demi setetes NH4OH 0,5 M sampai endapan yang terbentuk larutan kembali
(NH4OH) berlebihan = pereaksi tollens
6. Didalam
tabung reaksi 1 ditambahkan 0,5 ml formalin dan tabung reaksi 2 ditambahkan 0,5
ml aseton
7. Dipanaskan
beberapa saat
8. Dicatat
haspengamatan.
ü Uji
fehling
1. Disiapkan
2 buah tabung reaksi
2. Masing-masing
di isi dengan 1 ml fehling A dan 1 ml fehling B
3. Kedalam
tabung reaksi 1 ditambahkan 0,5 ml formalin dan didalam tabung reaksi 2
ditambhakan 0,5 ml aseton lalu kocok
4. Dipanaskan
beberapa saat /beberapa menit
5. Diamati
perubahan warna yang terjadi
6. Dicatat
hasil pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 HASIL PENGAMATAN
1.
Sifat Aldehid dan Keton
ZAT
|
WARNA
|
BAU
|
KELARUTAN DALAM AIR
|
Formalin
|
Bening
|
Berbau
|
Larut dalam air
|
Aseton
|
Bening
|
Tidak berbau
|
Larut dalam air
|
2.
Uji KMNO4
ZAT
|
PERUBAHAN WARNA
|
Formalin
|
Coklat muda
|
Aseton
|
Merah tua
|
3.
Uji Tollens
ZAT
|
PERUBAHAN WARNA
|
Formalin
|
Hitam
|
Aseton
|
Abu-abu
|
4.
Uji fehling
ZAT
|
HASIL
|
Formalin
|
Biru
|
Aseton
|
Kuning
|
IV.2
PEMBAHASAN
Aldehid lebih stabil dibandingkan
dengan keton. Reaktifitas relative aldehidadan keton dalam reaksi adisi
sebagian dapat disebabkan oleh banyaknyan muatan positif pada karbon
karbonilnya, makin besar muatan itu akan makin reaktif. Bila muatan positif
persial ini tersebar keseluruh molekul, maka senyawaan karbonil itu kurang
raaktif dan lebih stabil.Gugus karbonil di stabilkan oleh gugus alkil
didekatnya yang bersifat melepaskan electron.Suatu keton degna gugus R lebih
stabil di bandingksn suatu aldehid yang hanya memiliki gugus R.
Praktikum kali ini dilakukan untuk
mengidentifikasi aldehid dan keton dengan pereaksi-pereaksi khusus. Pada
percobaan ini dilakukan uji pereaksi fehling dan tollens pada beberapa senyawa
yaaitu formalin dan aseton. Aldehid yang paling sederhana, yakni formalin yang
mempunyai kecenderungan untuk berpolomerasi. Cairan yang baunya agak tidak enak
di gunakan sebagai bahan dasar dalam industry polimer dan laboratorium ,
sebagai bahan pengawet pengawet contoh binatang. Keton paling sederhana adalah
aseton, suatu cairan yang berbau sedap yang digunakan terutama sebagai pelarut
untuk senyawa organic dan pembersih kuku.
Pada pengamatan yang telah dilakukan
dengan menggunakan pereaksi fehling dan tollens diperoleh hasil untuk
membedakan antara senyawa aldehid dan keton. Pada formaldehida yang ditambah
pereaksi fehling terdiri atas dua larutan yaitu fehling A dn fehling B yang
terddiri dari dari kalium merupakan yang paling sederhana pada setiap
pengamatan aseton setelah ditambahkan pereaksi fehling.Natrium dan natriumhidroksida.
Bila fehling A dan fehling B dicampur dengan volume yang sama maka dihasilkan
larutan biru.
Adapun senyawa keton yang dilibatkan
dalam reaksi-reaksi pengujian ini adalah aseton. Aseton
BAB V
PENUTUP
V.1
KESIMPULAN
Setelah
dilakukan analisis hasil praktikum, didapatkan bahwa formalin ditambahkan
pereaksi fehling A dan fehling B hasil akhirnya adanya perubahan warna pada
setiap aldehid dan keton senyawa formalin dan aseton memiliki cirri khas.
Yaitu, bau yang berbeda, warna yang berbeda.Keduanya larut dalam air.Pada uji
KMNO4 pada formalin berubah menjadi coklat mudadan asweton merah tua.Uji
tollens formalin berwarna hitam dan aseton abu-abu. Dan uji fehling formalin
berubah menjadi biru dan dan aseton
menjadi kuning.
V.2 SARAN
Diperlukan praktikum yang lebih akurat
lagi, agar hasilnya sesuai dengan teoriyang telah ada.Dan saran untuk membuat
laporan yang baik itu juga sangat diperlukan agar laporan selanjutnya lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin,1993.Kimia
Dasar. Gajah Unuversitas press : Jogyakarta
Fesendden, 1986.Analisis
kimia kuantitatif.
Erlangga : Jakarta
Kartaja, 2004. Analisis
Kimia .Fhibeta : Jakarta
Louis, 1964.Elokimia .ITB
: Bandung
POM, 1979.Farmakope
Indonesia edisi III, Depkes. RI. : Jakarta
POM, 1995.Farmakope
Indonesia edisi IV, Depkes. RI. : Jakarta
Petrucci, 1984. Kimia
Dasar. Erlangga : Jakarta
Pratiwi.2006. kimia
Organik.Erlangga : Jakarta
Susilanigssih. 2008.
Penutun Belajar Untuk Kimia Organik Hayati.PT Akasara Baru : Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar